Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Serangan dunia maya di Indonesia: Hilangnya cadangan menyebabkan masalah besar bagi pihak berwenang

Serangan dunia maya di Indonesia: Hilangnya cadangan menyebabkan masalah besar bagi pihak berwenang

Pada tanggal 20 Juni 2024, pemerintah Indonesia menghadapi kesulitan besar dalam memulihkan data yang dienkripsi sebagai bagian dari serangan ransomware. Hal ini karena kemampuan cadangan tersedia di pusat data nasional yang terkena dampak, namun penggunaannya sebelumnya bersifat sukarela, sehingga sebagian besar pihak berwenang memutuskan untuk tidak menggunakannya karena keterbatasan anggaran.








Hinsa Siburian, Ketua Komisi Siber dan Sandi Negara (PSSN), mengatakan. Menurut registri98 persen data yang disimpan di salah satu dari dua pusat data yang disusupi tidak dicadangkan.

“Ini bukan masalah tata kelola, tapi masalah kebodohan menyimpan data nasional tanpa cadangan”Hal itu ditanggapi Ketua Komisi Pertama DPR Meiutya Habeed.

Indonesia menolak membayar uang tebusan

Serangan dunia maya adalah hal baru dan Varian ransomware Lockbit disebut Brain Cipher dilakukan. Para penyerang menuntut uang tebusan sebesar rupee 131 miliar (sekitar 7,5 juta euro) untuk mendekripsi data. Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia Budi Ari Sediyadi, Namun dijelaskanPemerintah Indonesia tidak akan memenuhi tuntutan para penyerang.




Di masa depan, penggunaan kemampuan cadangan di pusat data nasional Indonesia akan menjadi suatu keharusan. Namun pemikiran tersebut tidak banyak membantu dalam menghadapi serangan cyber yang sudah terjadi. Para pejabat sekarang mencoba mendekripsi data yang terkena dampak. Namun, apakah hal tersebut benar-benar akan berhasil masih dipertanyakan.

READ  Sedikitnya 100 orang tewas dalam gempa bumi di provinsi Aceh, Indonesia

Operator pusat data lainnya juga mengalami serangan siber yang mengakibatkan data tidak dapat dipulihkan. Penyedia cloud Denmark, Cloudnordic, bangkrut karena salah satu serangan tersebut. Server tersebut tentu saja memiliki cadangan, namun karena adanya perpindahan, administrasi dan sistem cadangannya untuk sementara diisolasi dari server lain, sehingga penyerang dapat mengaksesnya.