Pada bulan Mei lalu, EconomySuis meluncurkan Dewan Perdagangan dan Keberlanjutan Swiss-Indonesia (“Dewan”) yang bekerja sama dengan organisasi bisnis payung Indonesia, Kadin. Hal ini telah menciptakan jalan penting dalam hubungan bilateral yang memungkinkan pertukaran antar industri mengenai proyek keberlanjutan di sektor swasta. Sekitar delapan bulan setelah peluncuran Dewan, organisasi-organisasi anggotanya bertemu Jumat lalu untuk pertemuan tahunan kedua mereka.
Sektor swasta adalah pendorong utama keberlanjutan
Sekitar 30 perwakilan tingkat tinggi dari dunia bisnis, politik, dan manajemen berpartisipasi dalam acara tersebut secara langsung atau secara virtual. Di pihak Swiss, selain Presiden EconomySuisse Christoph Mader, perwakilan senior dari Swiss Textiles, Swissmem, SwissContact dan Switzerland Global Enterprise (S-GE) juga hadir. Dari pihak Indonesia turut serta berbagai perwakilan KADIN serta Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki dan Wakil Menteri Pariwisata Rizki Handayani. Duta Besar kedua negara, Olivier Zehnder dan Moulaymane Haddad, juga menghadiri acara tersebut dan menyatakan dukungan penuhnya terhadap Dewan.
Dewan ini dibentuk dengan keyakinan kuat bahwa sektor swasta mempunyai peran sentral dalam melaksanakan proyek keberlanjutan. Mader mencatat hal ini dalam pidato pembukaannya dan merujuk pada tiga dimensi keberlanjutan – sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi. Sekarang kita berbicara tentang implementasi sebenarnya dari proyek-proyek ini.
Proyek di empat area fokus
Dewan mulai melaksanakan hal ini tahun lalu dengan mengadopsi agenda kerja yang ambisius. Tekstil, pelatihan dan pelatihan kejuruan, bahan-bahan alami dalam produksi pangan, infrastruktur ramah lingkungan – pekerjaan Dewan di masa depan harus menjadi bagian integral dari empat bidang fokus ini. Meskipun bahan-bahan yang dapat terbiodegradasi dan penggunaan pewarna organik merupakan salah satu topik hangat di sektor tekstil, di sektor pelatihan, solusi sedang dicari, antara lain, bagaimana sekolah kejuruan di Indonesia dapat meningkatkan kerja sama mereka dengan sektor swasta. Pertukaran pekerja terampil dari kedua negara juga harus diintensifkan. Terakhir, di sektor infrastruktur, terdapat proyek keberlanjutan dalam pengelolaan limbah dan produksi baja. Namun potensi sinergi antara sektor swasta Swiss dan Indonesia dalam angkutan umum lokal juga sedang dijajaki.
“Penggemar twitter yang bangga. Introvert. Pecandu alkohol hardcore. Spesialis makanan seumur hidup. Ahli internet.”
More Stories
Pasar Saham Menjanjikan: Indonesia yang Diinginkan
Lalu Lintas Udara – Kemungkinan 62 orang tewas setelah kecelakaan pesawat di Indonesia – Ekonomi
Indonesia mengurangi ekspor minyak sawit dan meningkatkan tekanan harga