Sekarang jelas: setelah referendum menentang perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa – yang juga mencakup Swiss – dan Indonesia diadakan pada musim panas dengan 61.184 tanda tangan sah, tanggal pemungutan suara telah ditetapkan. Para pemilih akan memutuskan pada tanggal 7 Maret apakah perjanjian perdagangan bebas yang telah dinegosiasikan harus diberlakukan antara Swiss dan Indonesia.
Sebuah tonggak penting dalam kebijakan perdagangan Swiss
Perjanjian tersebut tidak hanya menghapuskan bea masuk yang tinggi (potensi penghematan tahunan sebesar 25 juta franc), namun juga memperkuat perlindungan kekayaan intelektual, menghilangkan hambatan teknis terhadap perdagangan, memfasilitasi perdagangan jasa dan meningkatkan keamanan investasi. Hal ini memberikan perusahaan-perusahaan Swiss keunggulan kompetitif yang berharga di masa-masa sulit dan penuh gejolak ekonomi.
Perjanjian tersebut juga dinilai sangat progresif. Dokumen ini memuat bab keberlanjutan yang luas dan mencakup aturan-aturan (misalnya di bidang kelapa sawit) yang belum disepakati oleh Indonesia dengan mitra dagang lainnya. Ketentuan tersebut mengikat berdasarkan hukum internasional dan mendukung prospek pembangunan positif Indonesia, termasuk di bidang keberlanjutan. Perjanjian perdagangan dengan Indonesia memiliki kepentingan strategis bagi perekonomian Swiss, bukan hanya karena kandungannya yang tinggi. Hal ini juga memberikan industri ekspor kita keunggulan kompetitif yang berharga dibandingkan pesaing dari Uni Eropa, yang belum menandatangani perjanjian tersebut.
Referendum bersejarah
Pada tanggal 7 Maret 2021, referendum perjanjian perdagangan (1992: Kawasan Ekonomi Eropa) akan diadakan untuk kedua kalinya dalam sejarah Swiss. Pemungutan suara ini penting bagi Swiss dalam beberapa hal: jika kesepakatan tersebut gagal, hal ini tidak hanya akan membahayakan akses pasar ke Indonesia, namun juga dapat mempertanyakan pilar penting kebijakan perdagangan Swiss (perjanjian perdagangan bebas bilateral).
Selain itu: Swiss dan perusahaan-perusahaannya merupakan pemimpin dalam banyak bidang keberlanjutan. Swiss dapat memberikan insentif yang sesuai terutama dengan mencapai integrasi dan komunikasi sebesar mungkin dengan pasar luar negeri. Namun, jika hal ini tidak terjadi dan negara-negara lain mengambil inisiatif, kemungkinan besar Swiss akan kesulitan memberikan kontribusi aktif dalam jangka panjang terhadap pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup yang berkelanjutan di Indonesia di masa depan.
Oleh karena itu, perusahaan akan melakukan segala dayanya untuk memastikan bahwa kesepakatan tersebut diterima di kotak suara.
More Stories
Pasar Saham Menjanjikan: Indonesia yang Diinginkan
Lalu Lintas Udara – Kemungkinan 62 orang tewas setelah kecelakaan pesawat di Indonesia – Ekonomi
Indonesia mengurangi ekspor minyak sawit dan meningkatkan tekanan harga