untuk memperbaharui
Jerman dan dunia
14 Oktober 2022
,
17:48
Kepanikan di salah satu stadion di Indonesia akibat gas air mata
Pada tanggal 1 Oktober, kerusuhan dan kepanikan massal terjadi setelah pertandingan sepak bola di Indonesia. Sedikitnya 133 orang meninggal. Sekarang menjadi jelas apa pemicunya.
2 menit
Malang. Kepanikan massal yang menewaskan lebih dari 130 orang di stadion sepak bola di Indonesia disebabkan oleh penggunaan gas air mata. Komite investigasi mencapai kesimpulan ini dua minggu setelah kejadian, membenarkan kecurigaan sebelumnya. Selain polisi, Menteri Keamanan Mohamad Mahfud juga yakin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia bertanggung jawab, kantor berita Indonesia Antara News melaporkan pada hari Jumat.
Pada malam tanggal 1 Oktober, terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Kota Malang, Provinsi Jawa Timur, usai pertandingan rival bebuyutan di kasta tertinggi tersebut. Pendukung klub tuan rumah Arema FC menyerbu lapangan setelah kekalahan mereka, dimana polisi menggunakan gas air mata, juga mengekspos orang-orang di tribun. Kepanikan massal terjadi karena banyak korban terinjak-injak atau tertindih hingga tewas, sementara yang lain tercekik. Di antara korban tewas terdapat 37 anak-anak dan remaja berusia antara 3 dan 17 tahun. Ini adalah salah satu bencana stadion terburuk dalam sejarah sepak bola.
Sesuai aturan FIFA, penggunaan gas air mata di stadion dilarang. Berdasarkan pemeriksaan, petugas polisi yang bertugas tidak mengetahui larangan tersebut. Sebaliknya, gas tersebut dilepaskan “secara acak”. Hal itu antara lain dibuktikan dengan rekaman 32 kamera pengintai. Beberapa petugas polisi telah didakwa.
Komite yang dibentuk oleh pemerintah, terdiri dari pegawai negeri sipil, pejabat sepak bola, akademisi, dan profesional media, menyampaikan hasil penyelidikannya kepada Presiden Joko Widodo. Menteri Keamanan Mahfouz mengatakan bahwa Asosiasi Sepak Bola mengabaikan peraturan tersebut dan karenanya bertindak lalai. Dia menyerukan kepada dewan direksi asosiasi dan organisasi afiliasinya untuk bertanggung jawab.
Sudah ada konsekuensinya bagi karyawan. Kapolres Malang Verli Hidayat telah dibebastugaskan. Sembilan petugas lainnya telah ditangguhkan, dan setidaknya 28 petugas polisi sedang diselidiki atas dugaan pelanggaran etika. Selain itu, PSSI juga memberikan sanksi seumur hidup kepada dua pengurus Arima FC karena bertugas mengatur pertandingan dan koordinasi keamanan.
Kepanikan massal adalah salah satu bencana terburuk dalam sejarah sepakbola. Pada tahun 1964, lebih dari 300 orang tewas dalam pertandingan antara Peru dan Argentina di Lima. Dalam bencana Hillsborough tahun 1989, 96 fans Liverpool tewas dan lebih dari 700 luka-luka. (epd/dpa)
“Penulis. Komunikator. Pecandu makanan pemenang penghargaan. Ninja Internet. Fanatik daging yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Pembukaan toko di Interlaken: perlengkapan olahraga baru “Eiger” berasal dari Indonesia
Banyak korban tewas dalam bencana stadion di Indonesia
Thomas Doll berbicara tentang pekerjaan kepelatihannya di Indonesia, masalah sepeda motor, dan kemungkinan kembali ke Bundesliga