Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Indonesia berencana memasang perusahaan baterai listrik pada H1 tahun ini

Jakarta, Feb. 6 (Xinhua): Indonesia sedang bersiap untuk mendirikan perusahaan aki listrik untuk memenuhi pertumbuhan kendaraan listrik di masa depan, termasuk sepeda motor, mobil dan bus.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara Indonesia sedang mempersiapkan perusahaan induk untuk mengembangkan industri baterai untuk kendaraan listrik, yang diharapkan selesai pada paruh pertama tahun 2021.

Perusahaan yang bergerak di bidang peleburan aluminium adalah Indonesia Asahan Aluminium atau Mind IT, perusahaan tambang P.D. Aneka Tambang, perusahaan migas P.D.

“Kami berharap dapat menjadikan Indonesia Battery Corporation sebagai holding company pada semester pertama tahun ini,” kata Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Pahala Mansouri dalam jumpa pers virtual, Selasa.

Dijelaskannya, Mind ID dan PD Aneka Thampang akan berperan dalam proses hulu mulai dari penambangan hingga pengolahan produk mineral dan bahan mentah.

B.D. Pejabat tersebut menambahkan bahwa Bertamina dan PDPLN akan dalam proses pembuatan prekursor, katoda, sel baterai dan kemasan baterai untuk penyimpanannya.

Menurut dia, Indonesia Battery Corporation akan memiliki usaha patungan atau calon mitra dari China, Korea Selatan, Amerika Serikat, atau Eropa.

Ia berharap para mitra utama tersebut menjadi pemain global utama untuk menyediakan modal, teknologi, dan pasar bagi industri baterai listrik Indonesia.

Mansouri mencontohkan bahwa pertumbuhan sektor aki kendaraan listrik diperkirakan akan menambah $ 25 miliar bagi perekonomian nasional pada tahun 2027.

Dalam upaya mempercepat perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, Fertmina baru mulai memproduksi baterai listrik (kemasan baterai) untuk sepeda motor listrik.

B.T. pada hari Selasa di Jakarta. Heru Chettiawan, Managing Director Fertamina Power Indonesia, mengatakan akan mudah untuk mengubah kendaraan roda dua menjadi kendaraan listrik, yang terbesar di Tanah Air.

READ  Serangan ganda di Bali: Apakah Omar Patek masih menjadi ancaman?

Dengan asumsi pabrik sel baterai baru akan selesai hanya pada tahun 2025, Chettia akan mengimpor sel baterai Bertamina untuk produksi paket baterai.

“Meski pabrik sel baterai belum lengkap, kami sedang mencoba membuat kemasan baterai, tetapi sel baterai diimpor dalam jumlah kecil sebagai produk pengantar, dan kami sedang mengembangkan baterai untuk sepeda motor,” kata kantor berita Andara seperti dikutip .

Dia menambahkan, setelah pabrik sel baterai rampung, maka akan bisa memasok sel baterai dari produksi dalam negeri, dan Bertamina akan mengajak pihak lain untuk mendukung produksi baterai listrik untuk sepeda motor.

Dalam pengembangan industri baterai listrik, Bertamina akan terlibat dalam tahap peralihan, yaitu dalam produksi prekursor, katoda, sel baterai dan kemasan baterai, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Chettiavan menambahkan, kapasitas pabrik sel baterai ditetapkan 140 gigawatt (gigawatt hour) dari segi energi nikel di wilayah hulu sebesar 15 juta ton per tahun.

Ia mencatat, produksi sel baterai akan memasuki rantai distribusi global dan disuplai ke produsen mobil listrik di Eropa, Amerika Serikat, dan kawasan Asia Pasifik.

“Tentunya kami akan bermitra dengan penyedia teknologi yang sudah menguasai teknologi dan pasar, sehingga ada pertukaran teknologi dalam kolaborasi ini,” ujarnya.

Sementara itu, menurut Kementerian Perindustrian, Indonesia siap memproduksi bus listrik dengan kapasitas 1.200 unit per tahun.

Saat ini tiga industri dengan kapasitas 1.200 per tahun sudah siap berproduksi, yaitu B.T. Mobil Anak Pangcha, P.D. Inca, dan P.D. Direktur Jenderal Kendaraan Listrik, Industri Logam, Mesin, Alat Angkutan dan Elektronika Kementerian Listrik Indonesia, Du Peek Bawaziyar, mengatakan pada hari Selasa.

Menurutnya, kesiapan Indonesia untuk memproduksi bus listrik sejalan dengan kemajuan teknologi, penguatan fitur lingkungan, dan pengurangan emisi karbon.

READ  Dari Münster via Osnabrück ke Indonesia: Gustav Grün membuka cabang pertama di Bali

Teknologi yang digunakan untuk bus listrik juga sudah ada pada peta yang disiapkan Kementerian Perindustrian, ujarnya.

Selain itu, pemerintah sedang mengembangkan jaringan stasiun pengisi daya untuk industri aki kendaraan listrik dan kendaraan listrik, serta memperkuat infrastruktur kendaraan listrik.

Bavasiyar meyakini industri bus nasional yang memiliki potensi besar dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional.

Di Indonesia yang berpenduduk lebih dari 270 juta jiwa, 34 provinsi, 451 kabupaten dan kota, kendaraan besar seperti bus dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari disamping sektor seperti pariwisata, pemerintahan dan perdagangan, katanya. E – Xinhua