Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Mengapa Swiss dan Indonesia merupakan mitra dagang yang menarik?

Mengapa Swiss dan Indonesia merupakan mitra dagang yang menarik?

Tahukah Anda kalau Indonesia dan Swiss punya warna bendera nasional yang sama? Ada kesamaan lainnya: air sangat penting bagi kedua negara. Swiss adalah benteng perairan Eropa, sedangkan Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia berdasarkan wilayah. Sebanyak 17.000 pulau tersebar di wilayah perairan kira-kira seluas Eropa.

Secara ekonomi, ekspor sangat penting bagi kedua negara. Dalam kasus Indonesia, minyak sawit dan bahan bakunya merupakan komoditas ekspor yang penting. Kalau di Swiss, itu adalah produk industri seperti obat-obatan, mesin, jam tangan, alat kesehatan, kendaraan dan tentu saja jasa di sektor keuangan, asuransi, pariwisata, IT atau teknologi.

Indonesia merupakan pasar pertumbuhan yang penting bagi perusahaan Swiss. Pada tahun 2050, negara Asia Tenggara ini diperkirakan akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia.

Namun, terdapat juga perbedaan yang signifikan antara kedua negara: Indonesia adalah negara berkembang dengan jumlah penduduk 267 juta orang. Pendapatan per kapita saat ini hanya $4.136. Hal ini harus berubah dalam beberapa dekade mendatang. Indonesia berencana mengekspor lebih banyak produk manufaktur dan lebih sedikit bahan mentah. Selain itu, kondisi kerangka kerja untuk industri manufaktur telah ditingkatkan secara signifikan. Oleh karena itu, nilai tambah yang lebih tinggi juga akan meningkatkan pendapatan penduduk lokal, yang kemudian akan mampu membeli lebih banyak lagi. Inilah sebabnya mengapa pasar Indonesia yang berkembang pesat sangat menarik bagi eksportir Swiss.

Perkembangan industri manufaktur dan banyaknya proyek infrastruktur di Indonesia memberikan potensi penjualan yang sangat signifikan bagi ekspor Swiss.

Selain itu, sebuah negara besar mempunyai banyak infrastruktur yang harus dipenuhi. Program komprehensif senilai total $500 miliar akan meningkatkan infrastruktur lokal di tahun-tahun mendatang. Rencananya, pembangunan rel kereta api sepanjang 3.200 km, jalan sepanjang 2.600 km, jalan tol sepanjang 1.000 km, bendungan 49 buah, 15 bandara, dan 24 pelabuhan laut akan dibangun. Swiss adalah salah satu negara terkemuka di bidang infrastruktur. Bayangkan saja kereta api, layanan kesehatan, mesin aspal, teknologi bangunan, sistem keamanan, pengelolaan bandara, perusahaan pelayaran atau pasokan energi dan pengelolaan air.

READ  Belajar Sampai ke Tiongkok, Dua UMKM Indonesia Ikuti Event Bisnis di Hangzhou

Satu hal yang pasti: berkembangnya industri pengolahan dan banyaknya proyek infrastruktur di Indonesia menghasilkan potensi penjualan ekspor Swiss yang sangat signifikan. Para ahli dari PricewaterhouseCoopers (PwC) memperkirakan negara ini akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia pada tahun 2050.

Perjanjian perdagangan bebas antara Swiss dan Indonesia merupakan situasi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Perjanjian perdagangan bebas progresif antara Swiss dan Indonesia akan memudahkan kedua belah pihak untuk melaksanakan proyek-proyek baru serta memperdagangkan barang dan jasa. Kedua mitra saling melengkapi dan akan mendapatkan keuntungan yang sama dari perjanjian tersebut. Saya pasti akan menyetujui kemitraan sederajat ini di kotak suara pada 7 Maret 2021.