Dibintangi oleh Permata Adinda, Siyavyatodina, Dhanurendra Panji dan Angrani Dwi Widhyase.
Arthouse Cinema Talk No.3: Simulasi, Sinema dan Trauma Memberikan perhatian khusus pada dua film dari serial Arthouse Cinema: Ferdinand yang Kuat (1976) oleh Alexander Kluge Kehidupan di Jerman (1990) oleh Harun Farocki. Para pembicara mengeksplorasi pertanyaan tentang bagaimana dampak sosial dari trauma kolektif, khususnya perang, ditampilkan secara sinematik dalam kedua karya tersebut.
Di samping Ferdinand yang Kuat Di samping Kehidupan di Jerman Menyikapi hadirnya simulasi yang membentuk cara hidup masyarakat. Klug menggunakan gaya naratif naratif linier ketika membahas aspek pelatihan dan praktik yang bertujuan untuk mempertahankan kondisi kesiapan permanen seseorang. Ferdinand, tokoh utama film tersebut, bekerja sebagai konsultan keamanan di sebuah pabrik besar. Sepanjang hari, pikiran dan tindakannya hanya ditentukan oleh menghindari bencana atau kesalahan.
Di sisi lain, Farocki menggunakan kutipan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jerman (Barat) pada akhir tahun 1980-an. Ini menunjukkan fragmen sinematik dari berbagai situasi yang menunjukkan bagaimana setiap individu dalam masyarakat melewati serangkaian proses persiapan, akting, pertunjukan dan adaptasi.
Bentuk-bentuk mimikri yang digambarkan dalam kedua film tersebut menunjukkan prevalensi ketakutan sosial yang berbeda-beda dan tingkat rasa aman yang berbeda-beda dalam masyarakat Jerman pada saat itu. Apakah gaya hidup ini merupakan strategi yang tepat untuk hidup saat ini dan di masa depan? Selain topik simulasi, pembicara juga akan menjawab pertanyaan bagaimana pengetahuan diproduksi melalui dan di bioskop.
Tentang proyek: Bioskop Arthouse
di belakang
“Penyelenggara. Ahli media sosial. Komunikator umum. Sarjana bacon. Pelopor budaya pop yang bangga.”
More Stories
Para migran tinggal di pulau tropis terpencil: ‘Terkadang mereka merasa sedikit kesepian’
Pekan Film Indonesia di FNCC – Allgemeine Zeitung
Seorang binaragawan meninggal setelah mengalami kecelakaan menggunakan dumbel seberat 210 kg