Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Tiga harimau sumatera langka punah dalam perangkap

Berlin / Banda AcehDer Sumatra-Harimau (Panthera Tigris Sumatera) Ini adalah spesies harimau terkecil, yang hanya ada di pulau Sumatra di Indonesia. Hanya angka yang memperjelas bahaya hewan langka: World Conservation Union memperkirakan bahwa populasi IUCN masih kurang dari 400 spesies. Peristiwa paling dramatis adalah peristiwa yang kini terjadi di provinsi Aceh di ujung barat laut Sumatera. Tiga harimau sumatera yang terancam punah ditemukan mati di kawasan hutan lindung.

Pihak berwenang setempat menemukan mayat induk harimau dan dua anaknya yang dimutilasi di Desa Mugek, Kabupaten Aceh Selatan. Perangkap pemburu juga ditemukan di sana. Agas Ariando, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Ace, mengatakan pihaknya masih mendalami kasus tersebut.

“Kami menduga hewan-hewan itu terperangkap. Kami masih menyelidiki apakah harimau itu dirancang untuk harimau atau hewan lain,” kata kantor berita Andara, Andara.

Menurut Ariando, leher ibu dan kaki belakang kirinya tersangkut tali. “Kami sangat menyesal atas kejadian ini.” Seorang juru bicara otoritas konservasi alam setempat pada hari Jumat mengatakan perangkap kawat bisa untuk babi hutan, “tapi tentu saja hewan lain bisa terjebak di dalamnya”.

Insiden seperti ini tidak jarang terjadi: di desa terdekat Kaba Sesak, seekor harimau mati pada akhir Juni setelah memakan seekor kambing yang terkontaminasi bahan kimia beracun. Harimau jantan di Sumatera Barat diperkirakan berusia tujuh atau delapan tahun pada pertengahan Agustus.

Bagaimanapun, perburuan dan hilangnya habitat alami oleh perkebunan kelapa sawit telah mengurangi jumlah hewan dalam beberapa dekade terakhir. Harimau Sumatera adalah salah satu kucing besar yang paling terancam punah di dunia. Salah satu harapan terakhir bagi hewan agung adalah kebun binatang dengan program konservasi dan pengembangbiakan yang terintegrasi secara internasional. Harimau Sumatera juga hidup di Dearpark Berlin.

READ  Pengungsi Rohingya tiba di Indonesia - DW - 27 Desember 2022