Kecelakaan tragis di udara.
Seorang pramugari meninggal dalam penerbangan setelah menderita serangan jantung. Drama itu berlangsung di atas pesawat milik Gulf Air milik negara Bahrain Selasa lalu.
Pesawat sedang dalam perjalanan dari Bandara Internasional Bahrain ke Bandara Charles de Gaulle di Paris ketika pramugari, Yasser Saleh Al Yazidi, berjuang untuk hidupnya di ketinggian 10,36 km.
Pilot Airbus A321 terpaksa melakukan pendaratan darurat di Erbil, di Wilayah Kurdistan Irak, untuk mencari perawatan medis bagi Yasser. Pesawat diterima oleh tim medis yang segera membawa pramugari yang sakit tersebut ke rumah sakit terdekat. Dia dinyatakan meninggal pada saat kedatangan.
Airbus berhenti di Erbil selama sekitar empat jam sebelum penumpang dapat melanjutkan perjalanan ke ibu kota Prancis. Direktur bandara Ahmed Hoshyar mengatakan kepada media lokal bahwa pesawat itu berada lebih dari sepuluh kilometer di atas wilayah Irak ketika keadaan darurat terjadi.
“Maskapai nasional mengirimkan belasungkawa terdalam kepada keluarga dan orang-orang terkasih awak kabin dan mengonfirmasi bahwa penerbangan ke Paris berjalan sesuai rencana,” kata pernyataan Gulf Air.
Dalam surat tersebut, maskapai tersebut menekankan bahwa “keselamatan penumpang dan awak adalah prioritas utama, dan berterima kasih kepada para penumpang dalam penerbangan yang terdampak atas kesabaran dan pengertian mereka.”
Sebagian besar penerbangan komersial tidak dilengkapi dengan peralatan medis khusus dan kecuali ada dokter di dalamnya, pilot biasanya diharuskan melakukan pendaratan darurat di bandara yang sesuai jika masalah medis serius muncul selama penerbangan.
“Wannabe penggemar internet. Idola remaja masa depan. Guru zombie hardcore. Pemain game. Pembuat konten yang rajin. Pengusaha. Ninja bacon.”
More Stories
Jerman menekan negara-negara NATO untuk menjanjikan pertahanan udara ke Ukraina Kebijakan
Para pemimpin UE menginginkan daya saing
Homofobia di Rusia: Dynamo Moscow mengutuk tim pemenang setelah kekalahan